Rabu, 20 Januari 2016

Aktivitas yang Kau Pilih Menentukan Masa Depan mu

Mungkin hanya sebahagian orang yang menyadari dengan sepenuh hati bahwa aktivitas yang dipilihnya akan menentukan seberapa cepat garis finish itu dicapai. Rasanya tidak terlalu berarti seberapa jauh titik finish kita tentukan, tetapi yang sangat menentukan adalah dengan cara apa dan aktivitas apa yang kita pilih untuk sampai pada titik finish tersebut.

Dalam sebuah artikel di Face Book saya membaca sebuah artikel dari sebuah majalah ternama di negeri ini, Presiden Joko Widodo,"Ekonomi2016 bergerak lebih cepat". Jika kita baca secara sepintas sepertinya artikel itu memberikan harapan pada perubahan kearah lebih baik dari kondisi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Saya hanya membayangkan bagaimana jika ternyata pergerakan yang melaju dengan cepat tersebut kondisinya seperti larinya Hamster di dalam sangkar bundar? Semakin memacu kecepatan maka semakin lelah, pusing dan tidak sampai kemana-mana. Berlari, energi berkurang tetapi tetap berada dalam sangkar yang mengekang. Rasanya kecepatan berlari tidak terlalu penting dalam kondisi ini.

Saya membayangkan, masyarakat kita kondisinya terperangkap dalam sangkar bundar, tidak tahu dari mana perubahan kearah yang lebih baik itu harus dimulai, tidak jelas mana titik awal dan mana titik akhir.

Hiruk pikuk dunia hiburan, gaya hidup dan glamornya kaum jetset dianggap sebagai sebuah kemajuan bangsa. Pertunjukan itu bisa dinikmati pada hampir semua media yang ada, sementara masyarakat hanya menonton dan berdecak penuh harap. Seolah keceriaan mereka bagian dari kebahagianaan masyarakat, padahal faktanya mereka jadi koban racun "kebahagiaan palsu".
Saya sangat khawatir jika kondisi ini terus dilegimitasi oleh para pakar ekonomi sebagai sebuah indikator kemajuan, seperti halnya pernyataan bahwa "Kemacetan Transportasi sebagai indikator membaiknya kondisi perekonomian". Rasanya sudak kebulak balik, logika tidak lagi mampu mewadahi asumsi pemegang kekeuasaan negeri ini.

Artikel ini saya buat bukan karena benci terhadap para penguasa, tetapi semoga menjadi bahan perenungan bagi masyarakat. Semoga ada guna dan berkah bagi mereka!
Pada kesempatan ini saya akan memaparkan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan akan menghabiskan sumberdaya apakah besar atau kecil. Sumberdaya itu seharusnya sudah dijadikan kepemilikan kolektif yang tidak boleh dibuang percuma. Setiap aktivitas yang dilakukan pun akan mengahasilkan capaian apakah besar atau kecil sangat tergantung.

Semestinya masyarakat, penguasa negeri ini bisa memberikan edukasi, pemahaman dan keteladanan atas penggunaan sumberdaya tersebut. Meng efisienkan  sumber daya dan meng efektifkan aktivitas hendaknya jadi budaya bersama.

Berikut saya perlihatkan Kuadran aktivitas & hasil, sebagai ilustrasi agar semuanya bisa melakukan pemilihan aktivitas untuk capaian lebih baik dimasa yang akan datang.

Kuadran:
Kuadran A adalah aktivitas yang menghabiskan sumber daya RENDAH. tetapi hasinyapun RENDAH. .
Kuadran B adalah aktivitas yang menghabiskan sumber daya RENDAH. tetapi hasinya TINGGI.
Kuadran C adalah aktivitas yang menghabiskan sumber daya TINGGI tetapi hasinyaTINGGI
Kuadran D adalah aktivitas yang menghabiskan sumber daya TINGGI tetapi hasinya RENDAH.

Catatan:
Kuadran A masih bisa ditolelir untuk kita kerjakan oleh masyakat walau terpaksa.
Kuadran B harus menjadi pilihan dan harus dilakukan masyarakat.
Kuadran C masih bisa dipilih menjadi alternatif aktivitas tetapi harus dilakukan oleh orang-orang yang memiliki skill.
Kuadran D sama sekali untuk dihindari dan jangan jadi alternatif.

Karena kondisi keterdidikan masyakat kita rendah, maka ada baiknya masyarakat harus dipandu atas pilihan-pilihan aktivitas hidupnya. Banyak cara bisa dilakukan seperti membuat pusat-pusat edukasi masyakata ditiap daerah, atau negara tidak membertikan ijin dan ruang untuk jenis aktivitas D, dan meminimalkan aktivitas A.
Insya Allah pada tulisan berikutnya saya akan mencoba memberikan gambaran aktivitas apa saja yang masuk pada masing-masing kudran. Semoga bermanfaat dan mendapatkan pertolongan dan Rahmat-NYA, aamiin.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar