Selasa, 05 Januari 2016

Kenapa Kita Tertinggal dari Meraka?

Kenapa Kita Tertinggal dari Meraka?


Sering kali dalam kehidupan, kita dikejutkan dengan  keadaan yang berbeda antara kita dengan teman- teman kita. Padahal mereka sebaya, mereka teman dekat kita bahkan mereka bersekolah dan bermain bersama.


Itulah fakta! sakit? terhenyak?  atau mungkin terkagum-kagum?
Banyak alternatif respon yang mungkin bisa dilakukan, tetapi sekali lagi kita harus akui terdapat jarak yang berbeda antara kita dan mereka,

Perbedaan capain dan kondisi sering kali mendorong terjadinya lahirnya berbagai alasan. Apakah alasan yang memantaskan hal itu terjadi? ataupun alasan legimitasi keterbatasan dan ketidakmampuan diri. Apakah alasan-alasan itu benar sebagai sumber penyebabnya?

Mari kita coba telusuri pada kasuistik kehidupan mereka! barangkali kita bisa melihat pembeda yang jelas antara kita dan mereka. Kenapa kita harus mencoba meilihat sisi terdalam dari kehidupan mereka? karena kehidupan adalah buah dari rangkaian proses yang saling bersinergi antara berbagai keyakinan dan anutan nilai.

Pada suatu hari, saya pernah mendengar dialogis atau dengan kata lain perdebatan dua orang sehabat akan pentingnya sebuah acara sinetron disebuah stasiun televisi swasta. Yang satu menyakini bahwa acara itu sangat penting dan harus ia tonton, sedang sahabat yang lain memandang bahwa sinetron itu tidak penting dan tidak harus ia tonton. Katakan saja orang yang mengatakan bahwa sinetron itu penting adalah Mia, dan yang mengatakan bahwa sinetron tidak harus ia tonton adalah Maryam. Kira-kira apakah ada  perbedaan kehidupan Mia dan Maryam? Manakah diantara mereka yang kehidupannya berpotensi lebih baik?

Pada situasi lainnya Mia dan Maryam berbeda pendapat terhadap penilaian sebuah acara workshop, dan berujung juga pada penting dan tidaknya workshop itu harus ia ikuti. Mia berpandapat bahwa workshop itu tidak penting baginya dan tidak harus ia ikuti, bahkan ia anggap sebagai sebuah kesia-siaan dan penghamburan uang. Sementara Maryam meyakini bahwa workshop itu akan sangat berguna bagi diri dan lingkungannya, bahkan ia meyakini itu sebagi sebuah investasi jangka panjang.
Itu contoh dua kondisi yang direnspon berbeda oleh dua orang sahabat, padahal ia bermain, bersekolah bersama dan memiliki umur yang relatif sama.

Berbagai keputusan dan prilaku yang dilakukan oleh tiap orang akan menghasilkan capaian kondisi. Capaian itu sangat mungkin sama atau mungkin berbeda. Perbadaan capaian dipengaruhi oleh kemampuan mendefinisikan hal-hal terpenting yang akan berpengaruh terhadap kehidupannya, tingkat respon dan keseriusan dalam proses yang dilakukannya.

Biasanya orang akan sukses jika ia mampu mendefinisikan hal-hal terpenting dalam hidup dan orang akan  gagal jika tidak mampu mendefinisan hal-hal terpanting dalam hidupnya. Ketidakmampuan mendefinisikan akan berimbas pada ketidak mampuan dalam perencanaan dan tindakan dan bahkan akan cenderung menjadi objek dan korban dari rencana orang lain.


Orang sukses tidak mau neghabiskan energi untuk urusan yang tidak berguna dan remeh temeh. Dia memfokuskan bada urusan besar dan bersifat solusi dalam jangka panjang. Sedangkan orang gagal akan berselancar dalam alur masalah, meliuk-liuk menelusuri masalah dan berbagai masalah sampai hal terdetil, bahkan cenderung mendramatisir dan memperbesar masalah.

Orang sukses cenderung untuk menghindari masalah dan orang gagal menobatkan dirinya menjadi pahlawan karena berada dalam kubangan masah.

Bandung, 5 Januari 2016.



Aos Firdausil Malisi

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar